23 Mar
23Mar

MAKNA KEINDAHAN BAGI MANUSIA


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR



OLEH


ANDI FACHRI ABDILLAH (17118672)








KELAS 1KA04

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA 2019



KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia dan Keindahan”. Penulis sangat berharap makalah ini dapat membantu kita untuk memahami dan menambah wawasan khususnya pada hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai keindahan yang ada pada kehidupan sosial dan berbudaya.

Semoga makalah ini dapat memberikan pandangan yang luas dan menjadikan pembaca lebih mengerti dan memahami esensi dari keindahan dan cara manusia memandangnya. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.








Depok, Maret 2019



 

Penulis


DAFTAR ISI



BAB I
Pendahuluan


BAB II

Pembahasan

1. Pengertian Manusia & Keindahan Secara Umum

2. Sikap Estetika

3. Apakah Keindahan Bersifat Universal?

4. Keindahan Atau Gairah?

5. Mengapa Manusia Menciptakan Keindahan

6. Keindahan Dalam Budaya


BAB III

Kesimpulan


Daftar Pustaka



BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar belakang

Pemandangan alam, wajah rupawan, arsitektur megah dan kerlap bintang di langit; semuanya adalah bentuk keindahan. Keindahan bukanlah sesuatu yang nyata dan dapat ukur karena keindahan hanyalah ada dalam pikiran kita, seperti halnya kita melihat suatu bentuk, warna, proporsi, suara yang mana membuat perasaan kita menjadi lebih baik dan bahagia.

Seiring dengan berjalannya zaman, definisi dari sebuah keindahan akan berubah. Idealisme pada 2000 tahun yang lalu akan sangat berbeda dengan idealisme yang kita jalankan sekarang, bisa jadi bergeser atau bahkan berubah total menjadi kebalikannya. Meskipun begitu, makna keindahan di mata manusia masih menjadi pertanyaan.

2. Perumusan Masalah

Apakah makna keindahan bagi manusia?

3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai tinjauan untuk lebih mengetahui seluk beluk dari keindahan yang kita alami sehari-hari dan apa makna dari keindahan itu sendiri.

4. Ruang lingkup

Ruang lingkup makalah ini adalah dikhususkan pada pemaknaan pada keindahan yang berdasarkan pada penalaran.



BAB II

KAJIAN TEORI




BAB III

PEMBAHASAN


1. MAKNA MANUSIA DAN KEINDAHAN  SECARA UMUM

Keindahan menurut KBBI mempunyai arti berupa sifat - sifat (keadaan dan sebagainya) yang indah dan elok. Indah berarti enak untuk dipandang, didengar atau dirasakan. Tapi apa yang membuat manusia bisa menentukan mana yang indah dan mana yang tidak? Apa tolak ukur dari keindahan? Sifat keindahan adalah salah satu teka-teki filsafat yang paling menarik. Apakah kecantikan itu universal? Bagaimana kita tahu itu? Bagaimana kita bisa membuat kita cenderung untuk mempercayainya? Hampir setiap filsuf besar terlibat dengan pertanyaan-pertanyaan ini dan orang-orang serumpunnya, termasuk tokoh-tokoh besar filsafat Yunani kuno seperti Plato dan Aristoteles.

"Keindahan itu sendiri hanyalah gambaran yang masuk akal dari yang tak terbatas."

- George Bancroft

Apa yang menjadi pemikiran seorang sejarawan George Bancroft dalam melihat keindahan adalah sebagai gambaran masuk akal dari ketidak terbatasan. Pada dasarnya, kita mengetahui bahwa pemikiran manusia mampu untuk berkembang, dan batasan dari pemikiran manusia hanya pengetahuannya. Gambaran yang masuk akal berarti sesuatu itu mempunyai nilai kebenaran yang dapat dinalar, karena jika suatu hal tidak memiliki nilai yang dapat dinalar, maka hal itu bukanlah keindahan karena keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Kedua aspek ini tidak bisa dipisahkan dan selalu mempunyai daya tarik yang terus berkembang dan menjadi universal.

Setelah mengetahui tentang keindahan, lalu siapa yang dapat menginterpretasikan keindahan itu? Siapa yang dapat menilainya? Dan siapa yang dapat mengembangkannya. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat merasakan perasaan senang ketika melihat arsitektur megah berdiri kokoh dengan warna yang menyenangkan hati, tidak ada satu makhluk pun yang memiliki cukup akal untuk mengerti keindahan dari angka-angka, lukisan dan musik selain manusia. Namun apa makna menjadi manusia dan mengerti tentang keindahan?

Sejauh yang kita ketahui, manusia adalah satu-satunya makhluk di bumi yang memiliki otak yang berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengajukan pertanyaan ini tentang diri mereka sendiri: Apa sebenarnya saya - apakah manusia itu? Kita hampir tidak dapat membayangkan seekor kucing merenungkan “kekucingan-nya”. Tetapi kita, sebagai manusia, terdorong untuk bertanya dan menjawab pertanyaan penting tentang kemanusiaan, karena cara kita menjalani kehidupan kita, sebagian besar, berasal dari jawaban yang kita berikan.

Mengetahui tentang dunia, punya kesadaran diri dan mampu menilai keindahan adalah karunia yang sangat besar yang diturunkan hanya pada manusia. Manusia memang spesial, karena manusia tidak hanya mampu menilai keindahan tetapi juga mampu membuat keindahan dengan akalnya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh makhluk manapun di dunia ini, karena itu kita patut untuk bersyukur dengan segala keindahan yang dapat kita rasakan saat ini.

2. SIKAP ESTETIKA

Sikap estetika adalah kondisi merenungkan suatu subjek tanpa tujuan selain menghargainya. Untuk sebagian besar penulis, sikap estetika adalah tidak beralasan:

“Kita tidak punya alasan untuk terlibat di dalamnya selain menemukan kenikmatan estetika.”

Apresiasi estetika dapat dilakukan melalui indera: memandangi sebuah patung, pepohonan yang sedang mekar, atau cakrawala; mendengarkan lagu; mencicipi masakan ibu; merasakan air dingin di hari yang panas; dan seterusnya. Namun, indera mungkin tidak diperlukan untuk mendapatkan sikap estetika: kita dapat bersukacita, misalnya, dalam membayangkan rumah yang indah yang tidak pernah ada atau dalam menemukan atau memahami detail teorema kompleks dalam aljabar.

Pada prinsipnya, dengan demikian, sikap estetika dapat berhubungan dengan subjek apapun melalui mode pengalaman apa pun yang memungkinkan - sensor, imajinasi, kecerdasan, atau kombinasi dari semuanya ini.

3. APAKAH KEINDAHAN BERSIFAT UNIVERSAL?

Muncul pertanyaan apakah keindahan itu universal. Misalkan kita setuju bahwa potret diri seorang model atau artis terkenal itu indah; apakah kecantikan semacam itu memiliki kesamaan? Apakah ada satu kualitas, keindahan, yang kita alami bersama dalam keduanya? Dan apakah keindahan ini sama dengan yang dialami seseorang ketika menatap Candi Borobudur dari tepiannya atau mendengarkan galungan dan suling khas Sunda?

Jika keindahan itu universal, seperti misalnya, menurut Plato,

“Sangat masuk akal untuk berpendapat bahwa kita tidak mengetahui keindahan melalui indera.”

- Plato

Memang, subjek yang dibahas cukup berbeda dan juga dikenal dengan cara yang berbeda (tatapan, pendengaran, observasi); jadi, jika ada sesuatu yang sama di antara subjek-subjek itu, tidak mungkin apa yang diketahui melalui indera. Tapi, adakah benar-benar sesuatu yang umum pada semua pengalaman kecantikan?

Bandingkan keindahan lukisan dengan memetik bunga di kebun tulip warna-warni atau berselancar di ombak di Bali. Tampaknya kasus-kasus ini tidak memiliki unsur tunggal: bahkan perasaan atau ide dasar yang terlibat pun tidak cocok. Demikian pula, orang-orang di seluruh dunia menemukan musik yang berbeda, seni visual, kinerja, dan atribut fisik menjadi indah. Atas dasar pertimbangan itulah banyak yang percaya bahwa kecantikan adalah label yang kami lampirkan pada berbagai jenis pengalaman berdasarkan kombinasi preferensi budaya dan pribadi.

4. KEINDAHAN ATAU GAIRAH?

Apakah keindahan harus sejalan dengan gairah? Apakah manusia memuji keindahan karena memberinya kegairahan? Apakah kehidupan yang didedikasikan untuk pencarian keindahan yang layak dijalani? Ini adalah beberapa pertanyaan mendasar dalam filsafat, di persimpangan antara etika dan estetika.

Jika di satu sisi keindahan tampaknya terkait dengan kesenangan estetika, mencari yang pertama sebagai sarana untuk mencapai yang terakhir dapat mengarah pada hedonisme egoistik (pencarian kesenangan yang berpusat pada diri sendiri untuk kepentingannya sendiri).

Tapi keindahan juga bisa dianggap sebagai nilai, salah satu yang paling dicintai manusia. Dalam film Titanic, misalnya, protagonis merelakan dirinya tenggelam demi menyelamatkan kekasih yang sangat dicintainya. Karya seni seperti itu dilestarikan, dan disajikan sebagai sesuatu yang berharga dalam diri mereka. Tidak ada pertanyaan bahwa manusia menghargai, terlibat, dan menginginkan keindahan - hanya karena itu indah.

5. MENGAPA MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN?

Manusia dengan akalnya yang mampu memanipulasi apapun yang mampu dipikirkannya, pasti memiliki kecenderungan untuk memilikinya dan membuatnya. Keindahan pada zaman dahulu hanya dapat dipandang oleh manusia dan diinterpretasikan sebagai bentuk pemberian Tuhan yang indah. Namun, seiring dengan berkembangnya kemampuan manusia untuk membuat sesuatu, maka munculah sifat manusia yang ingin membuat segalanya termasuk menciptakan keindahan itu sendiri.

Kepentingan moral menjadi salah satu pendorong manusia untuk menciptakan keindahan, seperti pada lelaki yang ingin dipandang dengan status sosial yang tinggi haruslah memenangkan perang dan menjadi kepercayaan orang lain. Dengan mendapatkan status moral tersebut, lelaki manapun akan bisa mendapatkan segala bentuk keindahan yang dia inginkan. Sama halnya dengan wanita, yang selalu menginginkan keindahan yang bersifat materialistik yang menjadi tolak ukur statusnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, banyak nilai-nilai yang dahulu dipandang sebagai keindahan tetapi sekarang dianggap tabu dan sebaliknya. Seperti bagaimana manusia memandang pakaian dan mode sebagai bentuk keindahan yang sangat subjektif baik dari segi moral maupun estetika. Pada zaman dimana manusia masih berpakaian dengan kain yang menjulur, memperlihatkan bagian tubuh yang lain sangat dianggap tabu dan melanggar norma kesusilaan dan sama sekali tidak memiliki nilai keindahan. Tetapi pada saat yang sama, mereka justru akan berpendapat berbeda jika keterbukaan itu tidak dilihat oleh orang lain selain pasangannya.

Keserakahan manusia pun menjadi faktor dari terbentuknya keindahan. Ketika manusia sudah mampu mengenal konsep Ketuhanan, mereka berpikir bahwa alam yang membentang adalah hasil ciptaan Tuhan. Namun, manusia pun berpikir apa yang bisa mereka berikan kepada Tuhan mereka? Atau mampukah kita membuat keindahan seperti halnya Tuhan? Kerajaan-kerajaan zaman dulu terbukti mampu membuat istana-istana dan bangunan keagamaan yang sangat megah yang dibangun bersama dengan penderitaan para budak. Kita yang hidup saat ini hanya mengetahui keindahan dari bangunan itu saja, tetapi tidak mempedulikan kecacatan dibalik keindahan yang sedang kita nikmati.

Pada prinsipnya, keinginan manusia untuk menciptakan keindahan adalah dikarenakan dorongan yang diberikan oleh keindahan itu sendiri. Tidak salah ketika kita berusaha untuk menciptakan keindahan karena kita mampu untuk melakukannya dan selama nafsu kita terpuaskan olehnya. Tetapi alangkah baiknya jika keindahan itu diberikan batasan norma supaya keindahan itu ada dalam kendali kita dan bukan sebaliknya.

6. KEINDAHAN DALAM BUDAYA

Dalam budaya manusia, keindahan identik dengan kenyamanan, keamanan, kesehatan dan bahkan kekuatan. Seperti halnya pada gambar diatas, wajah wanita tersebut sangat simetris dengan kulit yang segar dan terang. Otak kita akan menginterpretasikan gambar itu sebagai sebuah keindahan dan kita akan akan menganggap bahwa dengan wajah yang cantik dan indah akan membuat hidup lebih bahagia, mudah, sehat dan nyaman. Pemikiran ini pun diulang-ulang dan terus ada dalam kehidupan kita yang akhirnya membentuk budaya yang mengakar.

Setiap kebudayaan akan memiliki standar keindahannya masing-masing. Di Indonesia, keindahan didefinisikan dengan alam yang membentang, manusia-manusia yang beragam yang saling bersinergi, flora dan fauna yang bervariasi serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Sementara di negara-negara Eropa 3 abad yang lalu, keindahan identik dengan keteraturan, istana yang megah dan perhiasan yang berkilau. Pada zaman ini, ada beberapa negara seperti Korea Selatan yang sangat mengedepankan keindahan dari segi penampilan dan menjadi syarat agar bisa diterima oleh masyarakat.

Keindahan-keindahan itulah yang membentuk budaya, melahirkan idealisme dan melahirkan tradisi yang dijalankan secara turun temurun. Mungkin jika manusia tidak bisa menginterpretasikan keindahan menjadi bentuk budaya, tidak akan ada peradaban yang seperti kita lihat sekarang.



BAB III

PENUTUP


KESIMPULAN

Perkembangan kebudayaan mulai dari manusia melukis di dinding gua, membangun piramida hingga mendarat di atas bulan adalah keberhasilan manusia dalam menginterpretasikan bentuk keindahan. Keindahanlah yang membantu manusia mampu bertahan hingga saat ini, karena keindahan mampu mengubah cara berpikir dan pengambilan keputusan yang berasaskan subjektifitas. Kemampuan ini hanya bisa dimanfaatkan oleh manusia karena hanya manusialah yang memiliki cukup akal untuk mengetahui mana yang indah dan mana yang tidak. Dan keindahan ini menjadi sebuah idealisme bersama yang dipercaya oleh sekumpulan manusia dan menjadi tradisi yang mengakar hingga sekarang.

Para pemikir kuno hingga modern memiliki pendapat yang beragam soal keindahan, apakah keindahan itu? Dan bagaimana kita menentukannya? Dan jawaban yang paling mendasar untuk pertanyaan itu adalah bahwa keindahan adalah bentuk gambaran hasil interpretasi manusia dalam memandang segala hal, baik itu lukisan, cerita, musik, alam, yang tidak terbatas dan mampu untuk diindera ataupun dirasakan di dalam benak manusia. Dan manusia memiliki kecenderungan untuk menciptakan keindahan itu sendiri, yang disesuaikan dengan norma dan batasan yang berlaku pada tiap-tiap kebudayaan.



DAFTAR PUSTAKA


https://10-fach.site123.me/my-blog/manusia-budaya-keindahan-indonesian

https://www.thoughtco.com/how-do-philosophers-think-about-beauty-2670642

Comments
* The email will not be published on the website.
I BUILT MY SITE FOR FREE USING